Saturday, February 6, 2010

Who Wants to be A Humble Bee??

G baru aja balik dari Bina Iman (dulu disebut retret sama sekolah) SMAK 6 kemaren. G jadi panitianya bersama-sama dengan 5 orang siswa SMAK 6 kelas XI lainnya dan 4 orang guru. Tadinya jujur aja, saya sedikit pesimis acara ini akan berhasil. Kenapa? Karena panitia kali ini tidak memakai jasa vendor untuk mempersiapkan berbagai permainannya. Ternyata kita berhasil.


 Sekian saya berbicara mengenai pengalaman saya menjadi panitia Bina Iman. Sekarang saya akan mulai berbicara mengenai isinya. Tema Bina Iman SMAK 6 kali ini adalah Humble Bee. Kenapa Humble? Dan kenapa Bee?

Pertama, tema dari PENABUR untuk tahun ajaran ini adalah kerendahan hati. Karena SMAK 6 hanyalah salah satu cabang dari PENABUR, tentunya kita harus mengikuti tema utama dari PENABUR ini. Hal ini masih mudah dipahami.


Untuk pertanyaan kedua, kenapa harus Bee? Kenapa lebah yang kita pakai dalam tema kita? Dalam ibadah pembuka Bina Iman kemarin, Pdt. Bonnie bercerita bahwa secara keseluruhan, lebah terbagi menjadi tiga. Lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan. Masing-masing memiliki tugas yang penting bagi komunitas, tapi tidak ada yang menyombongkan diri. Semuanya akhirnya berjalan dengan baik.



Apa aja sih yang menjadi pembicaraan dalam Bina Iman ini?

Dalam sesi pertama oleh Pdt. Bonnie yang bertajuk "Why Should I??" sempat ditunjukkan apa yang terjadi apabila kita menjadi orang yang tidak rendah hati. Ada orang pekerja bangunan yang sedang melempar batu bata ke bawah. Ketika orang yang menerima lemparan batu bata menoleh sebentar saja, batu bata itu jatuh mengenai kepalanya. Ada juga kesalahan-kesalahan konyol yang dilakukan pemain-pemain sepak bola, padahal beberapa dari mereka adalah pemain papan atas seperti David Beckham, dll. Ada juga orang tua yang sedang berorasi, karena sangat bersemangatnya, gigi palsunya copot.

Dia juga mengatakan, bahwa Allah dan teman-teman kita tidak suka orang yang sombong. Apabila kita memiliki teman yang sombong, biasanya kita menjauhinya, kan? Ternyata Allah juga begitu. Rupanya hal itu karena orang sombong tidak mensyukuri penyertaan dan berkat Allah, dan mereka menganggap diri mereka penyebab keberhasilan.

Jadi apa intinya? Ketika kita melakukan sesuatu karena kebiasaan, keahlian, dsb, kita sering merasa: "Ah, gampang... Sudah biasa...", dan itu menjadi awal mula kesombongan dan menjadi awal mula kegagalan. Tidak ada kan, yang mau menjadi kegagalan?

Di sesi kedua, Pdt. Izack mengingatkan kita tentang cara-cara menjadi rendah hati, dan ternyata untuk memulainya itu tidak sulit. Kita bisa memulainya dengan berdoa, tidak narsis, menghargai setiap orang, mendahulukan orang lain, bersikap sopan, mengalah, menerima celaan, dan tidak iri hati, serta tidak ketinggalan mengasihi dengan tulus.

Terakhir, Pdt. Riani dalam Dedication Service mengajak siswa untuk menonton sebuah film yang telah diedit agar menjadi lebih pendek, berjudul "Facing the Giants". Ini kali ketiga saya menontonnya, tapi saya tetap terharu ketika saya menontonnya. Apa yang ditunjukkan dalam film itu?

Ada sebuah tim futbol di sebuah sekolah bernama Shiloh Christian Academy. Tim ini selalu gagal menjadi pemenang. Sang pelatih yang bernama Grant Taylor pun akhirnya selalu memarahi tim tersebut. Ditambah lagi dengan persoalan-persoalan pribadi yang dialami sang pelatih membuatnya mulai mengalami kejatuhan. Tetapi ketika dia mulai berserah kepada Tuhan, dan mulai mengajak timnya untuk juga berserah kepada Tuhan, sebuah perubahan signifikan terjadi.


Timnya mendadak mendapat kemenangan di kejuaraan daerah, lalu permasalahan-permasalah pribadinya dapat terselesaikan. Yang lebih lagi, ia menjadi pembawa berkat dengan menjadi awal dari pertumbuhan iman siswa sekolah Shiloh Christian Academy. Betapa kerendahan hati dapat membuat seseorang menjadi sukses dan membawa berkat bagi orang lain.


Dari sesi-sesi itulah saya mendapatkan motivasi untuk menjadi lebih rendah hati lagi. Sekarang ini saya ingin mengajak orang-orang yang membaca tulisan saya ini untuk mulai merenungkan, apa kita mau mulai berubah untuk menjadi lebih rendah hati?






Jadi, who wants to be a humble bee?

No comments:

Post a Comment