Sebelumnya, gw mau bilang dulu, walau gw ngambil quote dari Harry Potter sebagai judul post, yang mau gw omongin ini ngga ada hubungannya dengan Harry Potter.
Gw tipe orang yang otaknya ngga bisa berhenti mikir. Selalu ada ide atau alur pikiran yang ada di kepala gw, yang suka ngalor-ngidul ngga jelas dari satu topik ke topik lain. Saking banyaknya hal yang ada di pikiran gw (dari yang trivial sampai yang penting), seringkali gw ngga sadar apa yang ada di sekeliling gw. Seringkali gw ngga sadar kalau gw udah jalan sekian ratus meter, dan gw sama sekali ngga ingat gw ngapain aja sepanjang jalan itu, karena isi kepala gw udah ke mana-mana dan kaki gw udah kayak autopilot mode. Sederhananya, I often get lost in my head.
Salah satu yang gw lakukan dalam kepala gw adalah membayangkan sekian banyak skenario yang mungkin terjadi, dan merencanakan bagaimana gw harus bertindak. Tapi kemarin ada satu kejadian, di mana sesuai judul: I plan, I get there, then all hell breaks loose.
Kalau naik kendaraan umum, satu hal yang suka gw rencanakan adalah apa yang terjadi kalau terjadi kecelakaan atau tindak kriminal. Salah satu skenario yang pernah terlintas di kepala gw dan gw rencanakan apa yang harus gw lakukan adalah kalau busnya mogok di atas rel kereta api.
Dan ternyata, ngga terduga, kemarin ini benar-benar kejadian bus Transjakarta yang gw tumpangi mogok di atas rel kereta api. Waktu itu macet, jadi bus ngga bisa jalan dengan kecepatan yang cukup, sementara penumpangnya memang lebih padat dari biasanya. (Gw aja sampai harus nempel, senempel-nempelnya sama tiang, karena di belakang gw ada orang lagi, dan di belakangnya ada lagi orang. Padat banget busnya.) Akibatnya, di perlintasan KA Grogol yang relnya agak nanjak, busnya bisa naik setengah jalan, tapi setelah itu mogok.
Setelah bapak supir mencoba menyalakan bus dan tancap gas beberapa kali, dan gagal terus, mendadak terdengar bunyi lonceng palang kereta api. Ini persis seperti skenario yang gw pernah bayangin itu. Seharusnya it's fine kan?
Tapi ternyata nggak. Semua orang langsung panik, dan gw ngga pernah memperhitungkan itu sama sekali. Semua rencana yang pernah gw buat, semuanya ngga bisa dipakai. Gw ngga terlalu panik saat itu. (Walaupun setelah keluar dan sampai di trotoar, gw baru shock berat dan agak sedikit seperti catatonic. Wkwkwk...) Orang di sebelah gw udah langsung pecahin kaca pakai kaki, tapi orang lain udah mulai dorong-dorongan ke pintu yang dibuka duluan, yaitu pintu belakang. Gw mau ngapain lagi coba? Akhirnya daripada gw ikut dorong-dorongan, gw biarin gw kebawa arus orang-orang itu aja, asal jaga keseimbangan dan jangan jatuh aja. Toh gw dorong-dorong pun gw ngga lebih cepat sampai ke pintu.
Pelajaran apa yang gw bisa ambil kali ini? Mungkin fleksibilitas yah. Kita harus fleksibel dan mudah beradaptasi kalau-kalau sesuatu yang kita ngga duga terjadi. Paling itu aja. Gw sendiri nulis cerita ini karena mau cerita aja sih. Dan karena setiap kali gw lihat bus atau lihat orang-orang yang waktu itu satu bus sama gw pas kejadian, gw langsung ingat lagi kejadian ini, dan jadi ada sedikit rasa takut kalau bus terlalu penuh. Gw mengharapkan dengan gw bercerita, gw bisa sedikit-sedikit mengurangi rasa takut gw.
Biar gimana kan John Watson juga disarankan psikiaternya nulis blog untuk mengatasi traumanya, jadi... Yah, dicoba aja lah... Hehehehehe...
No comments:
Post a Comment