Tuesday, April 19, 2016

"We plan, we get there, all hell breaks loose"

Sebelumnya, gw mau bilang dulu, walau gw ngambil quote dari Harry Potter sebagai judul post, yang mau gw omongin ini ngga ada hubungannya dengan Harry Potter.

Gw tipe orang yang otaknya ngga bisa berhenti mikir. Selalu ada ide atau alur pikiran yang ada di kepala gw, yang suka ngalor-ngidul ngga jelas dari satu topik ke topik lain. Saking banyaknya hal yang ada di pikiran gw (dari yang trivial sampai yang penting), seringkali gw ngga sadar apa yang ada di sekeliling gw. Seringkali gw ngga sadar kalau gw udah jalan sekian ratus meter, dan gw sama sekali ngga ingat gw ngapain aja sepanjang jalan itu, karena isi kepala gw udah ke mana-mana dan kaki gw udah kayak autopilot mode. Sederhananya, I often get lost in my head.

Salah satu yang gw lakukan dalam kepala gw adalah membayangkan sekian banyak skenario yang mungkin terjadi, dan merencanakan bagaimana gw harus bertindak. Tapi kemarin ada satu kejadian, di mana sesuai judul: I plan, I get there, then all hell breaks loose.

Kalau naik kendaraan umum, satu hal yang suka gw rencanakan adalah apa yang terjadi kalau terjadi kecelakaan atau tindak kriminal. Salah satu skenario yang pernah terlintas di kepala gw dan gw rencanakan apa yang harus gw lakukan adalah kalau busnya mogok di atas rel kereta api.

Dan ternyata, ngga terduga, kemarin ini benar-benar kejadian bus Transjakarta yang gw tumpangi mogok di atas rel kereta api. Waktu itu macet, jadi bus ngga bisa jalan dengan kecepatan yang cukup, sementara penumpangnya memang lebih padat dari biasanya. (Gw aja sampai harus nempel, senempel-nempelnya sama tiang, karena di belakang gw ada orang lagi, dan di belakangnya ada lagi orang. Padat banget busnya.) Akibatnya, di perlintasan KA Grogol yang relnya agak nanjak, busnya bisa naik setengah jalan, tapi setelah itu mogok.

Setelah bapak supir mencoba menyalakan bus dan tancap gas beberapa kali, dan gagal terus, mendadak terdengar bunyi lonceng palang kereta api. Ini persis seperti skenario yang gw pernah bayangin itu. Seharusnya it's fine kan?

Tapi ternyata nggak. Semua orang langsung panik, dan gw ngga pernah memperhitungkan itu sama sekali. Semua rencana yang pernah gw buat, semuanya ngga bisa dipakai. Gw ngga terlalu panik saat itu. (Walaupun setelah keluar dan sampai di trotoar, gw baru shock berat dan agak sedikit seperti catatonic. Wkwkwk...) Orang di sebelah gw udah langsung pecahin kaca pakai kaki, tapi orang lain udah mulai dorong-dorongan ke pintu yang dibuka duluan, yaitu pintu belakang. Gw mau ngapain lagi coba? Akhirnya daripada gw ikut dorong-dorongan, gw biarin gw kebawa arus orang-orang itu aja, asal jaga keseimbangan dan jangan jatuh aja. Toh gw dorong-dorong pun gw ngga lebih cepat sampai ke pintu.

Pelajaran apa yang gw bisa ambil kali ini? Mungkin fleksibilitas yah. Kita harus fleksibel dan mudah beradaptasi kalau-kalau sesuatu yang kita ngga duga terjadi. Paling itu aja. Gw sendiri nulis cerita ini karena mau cerita aja sih. Dan karena setiap kali gw lihat bus atau lihat orang-orang yang waktu itu satu bus sama gw pas kejadian, gw langsung ingat lagi kejadian ini, dan jadi ada sedikit rasa takut kalau bus terlalu penuh. Gw mengharapkan dengan gw bercerita, gw bisa sedikit-sedikit mengurangi rasa takut gw.

Biar gimana kan John Watson juga disarankan psikiaternya nulis blog untuk mengatasi traumanya, jadi... Yah, dicoba aja lah... Hehehehehe...

Monday, April 4, 2016

My Music Routine: Pentatonix, Ed Sheeran, Yuzu

Sekali-kali, gw mau nulis sesuatu yang lain daripada Song of the Day. Kali ini, gw mau bahas beberapa penyanyi atau grup yang akhir-akhir ini jadi bagian wajib dari daily playlist gw. Gw ngga akan bahas semua, cukup dua atau tiga aja setiap kali rubrik ini gw bahas. Kali ini gw akan bahas tiga: Pentatonix, Ed Sheeran, dan Yuzu. Karena gw mau save the best for the last, Pentatonix akan gw bahas terakhir.

Ed Sheeran
Gw belum pernah bahas tentang lagu-lagu Ed Sheeran yah di blog ini? Hehehe... Tapi sebenernya gw cukup enjoy dengerin lagu-lagu Ed Sheeran.
Lagu Ed Sheeran yang gw suka di antaranya Even My Dad Does Sometime, the A Team, One, Photograph... Cukup banyak sih, tapi seperti biasa, gw mostly dengerin lagu-lagu yang lembutnya. (Walaupun gw lumayan suka juga Drunk)
Ada teman gw yang bilang kalau lagu-lagu Ed Sheeran agak eksperimental. Dan kalau gw dengar-dengar, memang lagu Ed Sheeran lumayan variatif sih. Misalnya, lagu You Need Me, I Don't Need You, kalau kita dengar jauh bedanya dengan I See Fire yang dijadikan soundtrack film the Hobbit, kan?
Cukup membantu juga bahwa gw lumayan suka dengan style lagunya, dan gw paling suka kalau dia nyanyi diiringi gitar (misalnya pas acoustic session).

One by Ed Sheeran

Yuzu
Gw udah pernah bahas lagu Yuzu sebelumnya, yaitu Mamotte Agetai. Di situ gw pernah bahas bahwa gw suka Yuzu karena aransemennya cukup unik dan variatif. Ada lagu Ame Nochi Haleluya yang cukup kuat pengaruh folk-nya, tapi di sisi lain lagu Hyōri Ittai lebih berasa pengaruh rock-nya. Lain lagi lagu Reason yang aransemennya seperti bermetamorfosis dari bait ke bait. (Ngomong apaan sih gw -__-')
Yuzu adalah grup duo bergitar dari Jepang. Kedua personilnya, Yūjin Kitagawa dan Kōji Iwasawa, gw denger sudah saling kenal sejak masa sekolah, dan duo ini sudah berkarya sejak tahun 1997. Cukup lama yah?
Awalnya gw ngga bisa ngebedain suara kedua personil Yuzu ini. Tapi lama-lama, gw bisa bedakan keduanya. Suara Yūjin Kitagawa lebih jernih, sementara suara Kōji Iwasawa lebih "bertekstur". Gw ngga ngerti gimana cara menjelaskan timbre suara mereka, tapi ketika suara mereka cocok banget ketika dipadu.
Selain itu, live performance mereka juga bagus. Suara mereka stabil dan kuat. Contohnya ketika mereka menyanyikan cover bahasa Jepang untuk lagu Imagine dari the Beatles, atau Going Home dalam salah satu konser mereka.
Reason by Yuzu (Hunter x Hunter (2011) ending)

Pentatonix
Seperti gw bilang, save the best for the last. Gw fans berat Pentatonix. Pentatonix adalah grup vokal a cappella yang dibentuk untuk mengikuti kompetisi the Sing Off tahun 2011. Saat itu, grup ini masih muda dan baru dibanding kompetitor mereka, tapi mereka berhasil memenangkan kompetisi itu. Dan sekarang, grup mereka sudah merilis beberapa album, dan album yang terakhir yang mereka rilis adalah album yang berisi lagu-lagu original mereka.
Gw sangat takjub akan Pentatonix ini. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan sering membuat gw lupa kalau mereka menyanyikan lagu itu a cappella (atau kadang hanya dengan iringan cello atau biola). Benar-benar terasa seperti full band. Ini berkat bakat yang dimiliki setiap anggota mereka. Tiap-tiap anggota memiliki peran yang unik dan penting dalam setiap aransemen. Mitch Grassi, Scott Hoying, dan Kirstin Maldonado menyanyikan harmoni lagu. Avi Kaplan (bass) dan Kevin Olusola (perkusi dan celloboxing) membentuk ritme lagu. Mereka berlima bergantian mengambil peran lead vocal.
Di antara lagu-lagu cover mereka, gw sangat suka cover Say Something, Radioactive (kolaborasi dengan Lindsey Stirling), dan Papaoutai. Sementara itu, di antara lagu-lagu original mereka, gw sangat suka Standing By (Avi Kaplan sebagai lead vocal dalam lagu ini), That's Christmas to Me (lagu sekuler Natal), dan Misbehavin' (salah satu lagu dari album original mereka, yaitu Pentatonix).

Radioactive by Pentatonix ft. Lindsey Stirling (atau Lindsey Stirling ft. Pentatonix?
Biar gimana juga, Lindsey Stirling dan Pentatonix luar biasa di lagu ini)