Thursday, September 24, 2015

Song of the day: O Noble Youth Who Has Left Me, by Julie Fowlis


Kali ini gw ngga bisa posting liriknya. Hehehe... Jadi langsung taruh videonya aja dulu di atas.

Gw seneng banget dengerin lagu-lagu Julie Fowlis. Ada energi yang berbeda dari lagu ini yang membuat gw asik nari-nari kayak faerie aneh di kamar gw sendiri... Wkwkwkwk...

Mungkin ngga ada nilai moral tertentu yang akan gw bahas dari lagu ini. Makna lagunya aja masih dalam proses mencerna. Tapi seenggaknya, gw sangat mengapresiasi nilai budayanya.

Setiap kita harus bisa mencoba untuk membawa nilai budaya kita. Kita ngga harus jadi total sukanya dangdut yang NB adalah produk asli Indonesia, atau nari tradisional masing-masing daerah. Menurut gw pribadi, yang penting kita berusaha untuk membawa salah satu atau lebih dari nilai budaya kita ke dalam identitas kita masing-masing. Ini kembali ke kemampuan dan selera kita masing-masing.

Gw sendiri, contohnya, mencoba untuk mempelajari dan menekuni bermain angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat. Adik gw, dulu belajar kolintang, dan sekarang arumba. Ada orang lain yang memilih sasando. Orang lain lagi belajar pencak silat. Pringkilan budaya inilah yang kemudian suatu hari nanti bisa kita bawa untuk mengenalkan orang lain pada budaya Indonesia.

Budaya Indonesia apa yang kalian junjung?

Monday, September 21, 2015

Song of the day: Firewood by Regina Spektor

"The piano is not firewood yet
But the cold does get cold, so it soon might be that
.......
Love what you have, and you'll have more love
You're not dying
Everyone knows you're going to love
Though there's still no cure for crying"

Piano ini masih belum dibakar. Tapi karena dingin, mungkin sebentar lagi piano ini akan jadi kayu bakar.

Begitu kata Regina Spektor. Emang siapa yang mau bakar piano?
Sebenarnya ini adalah cara Regina untuk bilang, nasi belum jadi bubur.
Masih ada waktu. Masih ada kesempatan.
Tapi waktu berlalu dengan cepat, jadi jangan buang waktu.

Keseluruhan lagu ini berbicara tentang hal yang sama: waktu.

Jangan buang waktu untuk bermalas-malasan.
Jangan buang waktumu, waktu bisa segera habis.
Jangan buang waktumu, nanti kamu akan menyesal ketika kamu sadar bahwa kamu kehabisan waktu.

Jangan buang waktumu untuk menyayangi sesuatu yang tidak menyayangimu.

Cintai apa yang kamu punya, dan kamu akan semakin dicintai.

Ini bagian lain yang gw suka renungkan dari lagu ini.
Kita sering mengeluh karena harus melakukan sesuatu yang tidak kita suka. Padahal, semakin banyak kita mengeluh, semakin kita benci dengan hal itu, semakin kita menderita. Sebaliknya, jika kita berusaha menyukai hal itu, berusaha melewati semuanya dengan suka hati, hidup kita akan semakin berbahagia.

Ada pengalaman pribadi yang gw alami sendiri tentang ini.
Gw pernah nangis-nangis minta pindah jurusan kuliah. Waktu itu gw sepet banget sama desain interior, dan pengen pindah ke jurusan bahasa aja. Tapi akhirnya karena ngga tega sama Mami n Papa yang jadi stress gara-gara itu, gw ngalah. Gw tetap di desain interior, berjuang untuk bisa melibatkan hati di bidang ini. Dan ngga diduga, justru desain gw semakin membaik (menurut standar gw) sejak gw mencoba sepenuh hati di bidang desain ini.

I tried to love what I have, and I surely feel more love now.

Coba deh kalian renungkan, mungkin hal serupa pernah terjadi untuk kalian. Atau mungkin kalian memakai dari sudut pandang lain (tentang cowok, misalnya *ehem*). Tapi rasanya prinsip live what you have ini akan tetap berlaku.


On another side, gw suka lagu ini secara artistik. Apa lagi interlude solo pianonya. Regina oh Regina. Dan kita belum ngomongin Braille yang solo pianonya lebih menghanyutkan lagi...



Sunday, September 20, 2015

Song of the day: One More Time With Feeling by Regina Spektor

"Hold on one more time with feeling
Try it again, breathing just a rhythm
Say it in your mind until you know that the words are right
This is why we fight"

Jangan bosen-bosen yah liat nama Regina di blog gw. Orang satu ini memang lagunya bagus-bagus, mempunyai multi-layered interpretation dan artistic value yang tinggi. Hehehe... Menurut gw doang sih...

Okay, ini sebenernya bukan soundtrack hari ini (or yesterday). Lagu ini adalah lagu yang memberi gw kekuatan selama gw ngerjain tugas akhir dulu.

Kadang kita ngerasa capek, putus asa, bosan, mentok, dan sebagai-bagainya waktu lagi mengejar sebuah tujuan. Dalam kasus gw, yaitu ketulusan kuliah. Tapi kita ngga boleh nyerah. Kita harus coba lagi, coba lagi.

Dosen mungkin boleh aja bilang hasil kerja kita kurang bagus sampai berkali-kali. Buat penulis, mungkin banyak yang bilang tulisannya jelek. Performers, ngga menarik dan ngga ada nilai jual. Setiap kali kita berusaha, pasti kita akan tetap dapat kritik negatif dari orang-orang yang punya selera berbeda dengan kita. Tapi kita ngga boleh nyerah kalau kita mendengar kritik negatif atau cibiran orang lain. Kita harus terus bertahan, coba lagi terus sampai berhasil. Malah, kalau kita mendengar kritik itu, kita harus lebih lagi mencurahkan hati kita ke hasil karya kita, karena hasil karya yang dibuat dengan penuh perasaan dan sukacita akan jauh lebih mengenal dan berhasil daripada hasil karya yang dibuat sambil menggerutu.

Hold on. Do it one more time, with more feeling. It's just the rhythm of life.



Saturday, September 19, 2015

Song of the day: Touch the Sky by Julie Fowlis


"I will hear their every story
Take hold of my own dream
Be as strong as the seas are stormy
And proud as an eagle's scream
I will ride, I will fly
Chase the wind and touch the sky
I will fly
Chase the wind and touch the sky"

Liriknya spirit-lifting banget kan?

Lagu ini emang bener-bener cocok untuk membangkitkan semangat yang udah down. Gw suka banget iramanya yang rada Celtic dan cheerful. Bahkan gw pernah nyanyi lagu ini di pinggir jalan sambil jalan pulang dari kantor karena ngga nahan sama iramanya yang asyik... Hehehe...

#builtinmp3playerinmyhead

Kalau kita bener-bener baca liriknya full, lagu ini isinya bagus banget, terutama di bait kedua. Isi bait keduanya, walaupun hidup kita ini banyak tantangannya, kita tetap harus semangat, maju terus, dan gigih mengejar mimpi kita.

Mungkin segini aja ulasan song of the day hari ini. Soalnya isi liriknya pretty straightforward sih, jadi ngga perlu banyak penjelasan. Jadi... Enjoy!


Friday, September 18, 2015

Song of the day: Fidelity by Regina Spektor

"Suppose I never ever met you
Suppose we never fell in love
Suppose I never ever let you
Kiss me so sweet and so soft
Suppose I never ever saw you
Suppose you never ever called
Suppose I kept on singing love song
Just to break my own fall"

Ada banyak alasan kenapa gw suka lagu ini.

Satu.
Ini salah satu lagu pertama yang mengenakan gw pada penyanyi favorit gw, yaitu Regina Spektor. Jadi, ini nilai sentimental.

Dua.
Gw paling suka sama hal-hal yang bermain dengan bunyi. A capella, phonetic-linguistic, itu gw suka. Ini salah satu hal yang gw suka dari Regina Spektor. Dia suka banget main bunyi dan aksen. Dia pernah niruin suara dolphin di lagunya, chair-drumming, faux French horn, faux bass drum...
Eh jadi ngelantur.
Intinya, gw suka banget penggunaan epiglotal stop di bagian refrain.
"And it breaks my hea-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-art...."
Ini nilai artistik.

Tiga.
Yang paling penting.
Ada bagian yang bisa dimaknain lebih dalam.
"Suppose I..... Suppose we..... Suppose you....."
What if.
Frase yang cukup berbahaya tanpa kita sadari.
"Seandainya begini, pasti ini ngga akan terjadi."
Intinya, keluhan dan penyesalan.

Kita semua pasti pernah gagal karena kesalahan kita sendiri. Kita lupa melakukan sesuatu, kita pernah mengambil keputusan yang salah. Atau kadang kesalahan orang lain, tapi kita yang kena imbalan. Dan biasanya kalau udah begitu, kita suka bilang, "Coba tadi........(fill in the blanks)........"

Kenapa gw bilang frase ini berbahaya?
Frase "What if" bisa menyeret kita berlarut-larut dalam ketidakpuasan yang ngga ada akhir kalau kita ngga bisa move on dari masalah itu.
Bukan berarti berandai-andai itu ngga berguna. Sebenernya cukup berguna dalam kadar yang kecil. Cukup untuk cari tahu kesalahan kita dia mana supaya kita ngga salah lagi. Tapi kalau lebih dari itu, kalimat itu cuma buat kita bad mood, putus asa, dan masalah kita ngga selesai-selesai.

Jadi baiknya, jangan terlalu banyak berandai-andai tentang masa lalu yang udah lewat. Cukup jadikan pelajaran, lalu move on dan jalani kehidupan dengan lebih baik lagi.

Now here's the clip of my song of the day...


Wednesday, September 16, 2015

Song of the Day: "On the Radio" by Regina Spektor

"So this is how it works:
You're young until you're not
You love until you don't
You try until you can't
You laugh until you cry
You cry until you laugh
And everyone must breathe
Until their dying breath"


Hari ini, entah kenapa, lirik lagu di atas menembus kuping gw bak peluru. Padahal lagu ini adalah salah satu lagu yang dulu sering gw dengerin, tapi ngga pernah liriknya sampe senancep ini.

Bagian yang paling kena di hati gw adalah "You laugh until you cry, you cry until you laugh..." Di tengah suasana gw yang lagi down, mendadak lirik ini jadi kekuatan buat gw.

As time goes, everything will heal.

Seberapa hancurnya pun hati gw, suatu hari nanti gw akan bisa ngelewatin masalah ini dengan hati yang sembuh. Ngga selamanya hati kita akan sedih, dan ngga selamanya juga hati kita bahagia. Sedih itu wajar dan akan berlalu.

But.....

Kita harus dan putusin dulu: mau move on, atau masih mau berlarut-larut dalam kesedihan.

Move on itu perlu usaha, perlu kemauan, dan kebulatan hati. Kita ngga akan bisa move on kalau masih ada bagian hati kita yang masih kecanduan sama masalah itu. Ibarat kata, walaupun tangan kita udah dijulurin di atas tong sampah, kita ngga bisa naruh sampah kalau kita ngga bersedia ngebuka jari-jari tangan kita. Nah setelah kita buka telapak tangan kita, tinggal gaya gravitasi dan waktu yang akan membuat sampah itu masuk ke tong sampah.

Jadi, move on itu pasti bisa kalau kita mau usahakan, itulah bagian dari roda kehidupan kita.


Saturday, September 12, 2015

pieces of my heart

MELLOW ALERT!
Jangan baca kalau ngga nahan baca tulisan mellow dan galau... Hehehe...

So... I'm 21 and I've finally felt my first heart break... The kind that felt like your heart is shredded and tossed into the garbage can. And it hurts so much.

Gw bilang ke orang-orang kalau gw fine2 aja. That I'm already over it. And I truly think that I was fine. (Sorry yah jadi pake Bahasa Inggris, tapi hal2 kayak gini somehow gw lebih nyaman pake Bahasa Inggris)

But it just hit me like a bullet today that I'm not fine at all, at least not yet. My heart still feels like it's being repeatedly stabbed with a rusty knife. Is it wrong that I feel this way? Is it a foolish thing?

I need help, actually. I need someone who can coax the story out of me... (It's really hard to coax a story out of me, even though I really want to tell them)

Maybe, after all the glass shards have been removed, I can finally start picking up the shattered pieces of my heart...