Monday, August 20, 2018

My Music Routine: Home Free Vocal Band

Akhirnya gw ada waktu yang cukup senggang pagi ini untuk seenggaknya nulis sesuatu.

Akhir-akhir ini gw bener-bener ketagihan dengerin lagu-lagunya Home Free. Home Free ini adalah grup acapella yang mengkhususkan diri nyanyi lagu-lagu genre country. Grup ini adalah pemenang kompetisi Sing Off tahun 2014, setahun setelah Pentatonix memenangkan kompetisi yang sama.

Yang gw paling suka dari grup ini adalah their sense of humor. Dari awal mereka muncul di Sing Off sampai sekarang ini tahun 2014, mereka ngga takut sama sekali nunjukkin sisi konyol mereka. Mulai dari skit di atas panggung sampai video klip, sampai lirik lagu original mereka, ada aja yang bisa bikin gw ketawa terbahak-bahak.

Gw juga suka dengan personil-personil mereka yang masing-masing punya karakteristik yang unik.


Tim Foust, penyanyi bass mereka, mungkin bisa nembak nada-nada yang bener-bener rendah banget live, tapi juga bisa loncat nyanyiin bagian tenor di lagu yang sama. Agak sengau, tapi untuk genre country menurut gw masih oke lah tone sengau dan tarikan-tarikan dia di range atas.

Austin Brown, penyanyi high tenor, selama Sing Off terus-terusan dipuji suaranya oleh Shawn Stockman, salah satu jurinya. Terutama kalau dia mulai nge-riff, suaranya khas.

Rob Lundquist, penyanyi tenor, adalah penyanyi favorit gw di grup ini. Suaranya ya ampuuuuuuun... Smooth like butter. Bener-bener nyaman untuk didengerin, dan bikin meleleh.

Adam Chance, penyanyi "baritone", adalah member terbaru grup ini. Gw bilang "baritone", karena menurut Tim Foust, dia bisa nyanyi not-not bawah, not-not atas, and everything in-between. Sekarang ini dia sering jadi lead singer-nya. Dibanding penyanyi-penyanyi lainnya di grup ini, suara dia memang sedikit lebih rich, jadi memang cocok banget dijadiin lead singer.

Adam Rupp, voice percussionist alias beatboxer, menurut gw on par, atau mungkin lebih bagus dari Kevin Olusola, beatboxer di Pentatonix (tapi mungkin juga karena gw belum pernah liat Kevin Olusola solo beatbox di mana dia keluarin semua amunisinya, kalau Adam Rupp gw pernah liat itu).

Chris Rupp, adalah ex-member dan co-founder grup ini bareng dengan Adam Rupp dan beberapa temannya dulu (yang juga sudah keluar dari Home Free). Walaupun selama dia gabung di Home Free, keliatannya dia jarang di-highlight, tapi setahu gw dia salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam aransemen-aransemennya Home Free. Dan dia sekarang adalah member grup 7th Ave sambil bersolo karir.

Gw udah ketagihan dengerin Home Free beberapa minggu terakhir, dan melihat trend selera musik gw, kayaknya bakal berkelanjutan sampai.... entah kapan. They're definitely worth listening to. Terutama lagu Colder Weather, When You Walk In, Yours, All on Me, dan of course... Hunter Hayes Medley yang di bawah ini... :)

Hunter Hayes Medley dari Home Free

Tuesday, July 10, 2018

Song of the Day: Obsolete, by Regina Spektor

"Useless part
This useless heart
Useless art
What am I?
Why am I incomplete?Obsolete"

ob·so·lete
1  a : no longer in use or no longer useful
    b : of a kind or style no longer current : old-fashioned
2 of a plant or animal part : indistinct or imperfect as compared with a corresponding part in related organisms : vestigial
(Sumber: https://www.merriam-webster.com/dictionary/obsolete, dikutip tanggal 11 Juli 2018)

Pagi ini di perjalanan menuju kantor, gw dengerin lagu ini dalam keadaan ngantuk, kecapean karena kurang tidur akibat sakit beberapa hari terakhir, dan dengan keadaan otak yang kosong. Dan mendadak, gw akhirnya paham isi dari lagu ini.

Pernah ngga kita merasa kosong? Kita merasa ngga berguna?
Gw rasa, semua orang pernah ngerasain itu. Dan bagi gw, ketika gw lagi merasa ngga berguna, lagi ngerasa kosong dan hampa, ada satu perasaan lain yang juga dominan, yaitu rasa kesendirian.
 
Loneliness.

Dan dalam lagu ini, gw sangat takjub dengan cara Regina Spektor mengolah rasa kesendirian dan kesepian menjadi sesuatu yang audible. Padahal ngga seperti lagu lain yang menggambarkan kesendirian dengan aransemen lagu yang minimal, aransemen lagu ini terdengar full, dengan berbagai macam instrumen yang terlibat dan rhythm lagu yang cukup padat di background-nya.
 
It's like we're alone in a very loud and noisy place.
We're drowning, and lonely, and useless, and confused, and HURT... HURT... HURT...
but everything around us just keep going and keep moving. And we're obsolete.
 

Obsolete by Regina Spektor

Wednesday, March 14, 2018

Song of the Day: Show Me, by Audrey Assad

"Bind up these broken bones
Mercy bend and bring me back to life
But not before You show me how to die
Lord, not before You show me how to die"
Show Me, by Audrey Assad


Untuk pertama kalinya tahun ini, gw terlibat secara langsung dengan acara tablo di paroki gereja. Kalau ada yang belum tahu, tablo adalah visualisasi atau dramatisasi kisah sengsara Tuhan Yesus. Gw ngga tahu kalau di paroki lain, tapi kalau di paroki gw biasanya tablo ini dilakukan sambil ibadah jalan salib. Jadi setelah adegan yang mendramatisasi satu perhentian selesai, biasanya kami akan berhenti untuk berdoa sebentar, lalu melanjutkan dramatisasi sambil berarak dan berdoa ke perhentian berikutnya.

Bagi gw, pengalaman ini memberikan kesan yang sangat dalam bagi gw. Terutama di penutup perhentian ke-12, biasanya dinyanyikan,
"Biji mati menghasilkan
buah yang berkelimpahan
Wafat-Mu menghidupkan"
dan rasanya sediiiiih banget setiap sampai di sini.


Lagu Show Me dari Audrey Assad memberikan kesan yang sama bagi gw seperti lagu yang dinyanyikan di tablo dan jalan salib.

Gw percaya, bahwa untuk masuk dalam kehidupan yang baru, terlebih dahulu kita harus "mati". Setiap kali latihan tablo, gw merasa seperti Tuhan sedang menunjukkan langsung di hadapan mata gw sendiri, beginilah cara untuk "mati". Dengan berkorban, dengan menyangkal diri, dengan memikul "salib", dan dengan menyerahkan semua diri kita kepada Tuhan. Setelah kita "mati" itulah, rahmat Tuhan akan membawa kita ke kehidupan yang baru.


Tablo jalan salib di paroki gw saat ini tentunya masih dalam tahap latihan dan persiapan. Gw berharap dan berdoa kalau tablo tahun ini bisa memberikan rahmat dan berkat bagi orang-orang yang mengikuti tablo nanti, baik yang ikut hadir sebagai umat, maupun bagi semua pemain dan panitia tablo. Amin.


 Show Me
by Audrey Assad

Tuesday, January 9, 2018

Songs of the Season: "New Year" by Regina Spektor" dan "New Year's Day" by Pentatonix

"She shuffles around, turning the lights on
Goes to the kitchen, gets the champagne
Opens the window and wrapped in a blanket
Begins to count and wait
Ten, nine, eight, seven, six, five, four, three, two, one
Happy new year, happy new year
"
~New Year, by Regina Spektor

"We could be kings of the world
On top of the nation
It's a celebration of the moments to come
The city's on fire
We're holding up lighters
Raising them higher and we've only begun
"
~New Year's Day, by Pentatonix


Lagu New Year adalah salah satu lagu favorit gw dari album terbaru Regina Spektor, Remember Us to Life. Lagu ini sangat tenang, menggambarkan seseorang yang merayakan tahun baru sendirian di rumahnya. Kalau gw pribadi, gw menginterpretasikan lagu ini sebagai perasaan seorang yang sedang sakit kronis pada perayaan tahun baru. "She's just glad she got to be around to see another spring comes to this town." Bisa merayakan tahun baru sekali lagi saja, dia sudah bahagia. Rasanya sangat bittersweet.

Yang gw suka dari lagu ini adalah bagaimana menggambarkan suasana cerita, bukan hanya dari liriknya, tapi juga dari aransemennya. Setiap kali gw mendengar countdown ten to one di lagu ini, diikuti dengan "Happy new year, happy new year," yang tergambar di kepala gw adalah seseorang yang sambil menikmati coklat panas, menyaksikan kembang api dari kejauhan.


Kebalikannya, lagu New Year's Day dari Pentatonix sangat hidup, dan menggambarkan riuhnya perayaan di kota pada saat perayaan Tahun Baru. Aransemennya yang full, upbeat, dan dilihat dari liriknya, sangat digambarkan kegembiraan kota tersebut menyambut tahun yang baru. "Tomorrow morning when we wake, this town will be a different place. The past will wash away like coffee stains."


Kedengarannya dua lagu ini sangat bertolak belakang, tapi entah kenapa, gw selalu membayangkan kedua lagu ini sebagai sebuah kesatuan cerita. Menjelang tahun baru, New York City pasti mulai mengadakan berbagai perayaan. Banyak orang berkumpul untuk merayakan tahun baru bersama-sama. Tapi di pinggir kota, ada sebuah rumah yang hanya berisi seorang saja, merayakan tahun baru sendirian sambil berjuang melawan sakitnya.

It's like two sides of the same coin, dan gw rasa ini sangat menarik. Kenapa? Because it's exactly like the real life. Hal yang sama juga terjadi di dunia nyata. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda dalam melihat sebuah cerita. Masing-masing cerita itu indah, ekspresif, impactful, dan penting bagi masing-masing orang. Akan tetapi, bagi gw cerita itu akan lebih indah, jika kita melihat dari perspektif orang lain juga. Setelah itulah, semua perspektif itu terjalin menjadi sebuah cerita yang utuh dan kompleks, ada keindahan, ada kesedihan, ada kebahagiaan, ada kemarahan, ada ketenangan, semuanya terjalin menjadi satu.

Di tahun yang baru ini, semoga kita semua bisa belajar untuk sedikit melepas ego kita, dan mulai melihat sebuah masalah dari berbagai perspektif. Karena dari situlah, kita bisa mendapat solusi yang lebih baik atas berbagai masalah yang kita hadapi.

Happy belated New Year!

New Year dari Regina Spektor
New Year's Day dari Pentatonix
She shuffles around

Turning the lights on

Goes to the kitchen

Gets the champagne

Opens the window

And wrapped in a blanket

Begins to count and wait

Ten, nine, eight, seven, six, five, four, three, two, one



Happy New Year, happy New Year

Weiterlesen: https://www.songtexte-lyrics.de/new-year-lyrics-regina-spektor/
She shuffles around

Turning the lights on

Goes to the kitchen

Gets the champagne

Opens the window

And wrapped in a blanket

Begins to count and wait

Ten, nine, eight, seven, six, five, four, three, two, one



Happy New Year, happy New Year

Weiterlesen: https://www.songtexte-lyrics.de/new-year-lyrics-regina-spektor/