Tentunya saat ini gw perlu mengingatkan, bahwa sebenarnya gw juga tidak suka menggunakan istilah di atas, tapi pada kenyataannya memang frasa itulah yang tepat menggambarkan hubungan Malaysia dan Indonesia yang sering cekcok dari dahulu kala.
Ayo kita flashback masalah apa aja yang akhir-akhir ini memicu kembali pertengkaran bak anjing dan kucing yang sempat rukun ini:
- Sebutan "Indon" yang digunakan masyarakat Malaysia bagi masyarakat Indonesia pada kenyataannya tidak dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, malah memiliki konotasi yang buruk. Padahal sebenarnya, seperti yang gw baca dari post seorang warga Malaysia di facebook, hal itu karena mereka dipanggil "orang Malay" daripada "orang Malaysia", maka mereka berpikir orang Indonesia lebih suka dipanggil "orang Indon".
- Adanya isu perebutan dan pencurian budaya Indonesia oleh negara Malaysia. Dalam hal ini yang dipersengketakan adalah budaya seperti batik, angklung, tari Pendet, Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, dan lain-lain.
- Karena masalah "pencurian budaya", akhirnya orang Indonesia pun membuat julukan-julukan baru bagi orang Malaysia.
- Ditambah dengan kasus penangkapan petugas RI oleh Malaysia karena menangkap beberapa nelayan Malaysia yang melanggar batas wilayah RI (karena GPS rusak). Hal ini semakin parah karena hal itu bertepatan dengan euforia orang Indonesia menjelang tanggal 17 Agustus.
- Terakhir, yang terbaru, adalah "insiden laser di Bukit Jalil", yang KATANYA menjadi penyebab kekalahan Indonesia terhadap Malaysia 3-0 di ajang Piala AFF 2010.
Menurut gw, ada satu hal yang menarik perselisihan Indonesia-Malaysia ini. Apa itu? Reaksi bangsa Indonesia.
Indonesia adalah negara yang rasa nasionalisme-nya dalam keadaan normal tergolong cukup "parah", menurut gw. Berapa banyak orang Indonesia yang hafal Pancasila? Hafal "Indonesia Raya"? Lagu wajib nasional? Gak semua gw rasa, malah cukup banyak yang nggak hafal. Padahal ada loh orang bule yang menggunakan "Indonesia Raya" sebagai ringtone hape-nya, tandanya lagu "Indonesia Raya" nggak kalah bagus sama lagu-lagu di luar negeri. Indonesia juga termasuk negara yang unik. Budayanya seabrek-abrek. Bayangkan, suku di Indonesia ada ratusan, mungkin ribuan, dan mereka memiliki budaya masing-masing. Tapi sayangnya, banyak orang Indonesia yang malah nggak bangga jadi bangsa Indonesia, banyak yang berbondong-bondong pengen tinggal di luar negeri, pengen keluar dari negeri Indonesia. Yang diinget cuma "boroknya" aja.
Tapi herannya, kalau lagi ngomongin Indonesia-Malaysia, orang Indonesia jadi "Indonesia banget". Waktu batik diaku oleh Malaysia, berbondong-bondong orang pakai batik, padahal sebelumnya nggak segitunya. Waktu Reog dipasang di salah satu situs Malaysia, berbondong-bondong orang Indonesia protes. Waktu Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di putaran final, berbondong-bondong orang Indonesia nonton, bahkan dengan tertib dan tanpa tawuran, padahal biasanya menghancurkan image bangsa sendiri dengan tawuran antar suporter klub sepak bola. Entah kenapa, kalau Indonesia "diusik" sama Malaysia, rasa nasionalisme kita jadi sejuta persen.
Inilah yang saya maksud dengan "jasa". Kita selama ini gak sadar, bahwa kita sebenernya perlu berterima kasih sama mereka. Tanpa mereka,
KAPAN ORANG INDONESIA SADAR KALAU MEREKA ITU ORANG INDONESIA?? KAPAN MEREKA AKAN MULAI MELIHAT KEKAYAAN BUDAYA INDONESIA DAN MENSYUKURINYA??
Memang, yang mereka lakukan juga bukannya benar, tapi ada kebaikan sebagai imbas perbuatan buruk tersebut yang tidak pernah diungkit sebelumnya.Karena itu,
THANKS MALAYSIAN, FOR MAKING ME REALIZE THAT I AM A TRUE INDONESIAN,
AND I AM PROUD OF BEING A TRUE INDONESIAN
No comments:
Post a Comment