Monday, August 9, 2010

El Orfanato -- Film Horor yang Smart

Siapa suka nonton film horor?

Gw suka banget nonton film horor, asli. Tapi bener-bener deh, film horor yang satu ini pantes banget untuk ditonton.
Selama ini gw sering banget nonton film-film horor yang tujuannya cuma untuk hiburan semata, tapi yang satu ini beda!

Judulnya "El Orfanato". Pernah denger? Rasanya cuma sedikit yang pernah nonton...
Film ini berbahasa Spanyol, dan judulnya dalam bahasa Inggris adalah "the Orphanage". Kira-kira isinya tentang perjuangan seorang ibu untuk mencari anaknya yang hilang. Gak kedengeran horor ya? Tunggu dulu...

Agak sedikit lebih jauhnya begini... Ada seorang ibu bernama Laura yang anak angkatnya menderita HIV. Anak ini bernama Simon, dan ia memiliki teman-teman khayalan. Suatu hari, ketika bermain di pantai bersama Laura, Simon "membawa pulang" teman-teman khayalan baru, yang ternyata adalah hantu. Awalnya Laura tidak begitu mempedulikan teman-teman baru Simon, sampai suatu hari, saat diadakan acara pembukaan kembali panti asuhan yang akan dikelola oleh Laura, Simon mendadak menghilang. Sejak saat itu, Laura terus berusaha mencari Simon, bahkan sampai ke dunia orang mati.
Gw ga akan melanjutkan, karena takutnya malah menjadi spoiler.

Gw impressed banget sama film ini, karena gak kaya film-film horor lainnya yang menempatkan manusia sebagai korban dan hantu-hantu sebagai penjahatnya, hantu-hantu di film ini ternyata memang benar-benar ingin bersahabat dengan Simon, bahkan tidak ada intensi untuk menculik Simon sama sekali. Semuanya terjadi akibat kelemahan-kelemahan manusia. Ya yang ceroboh lah, yang panikan, yang khawatir, dan lainnya.

Selain itu, titik-titik kejut di film ini juga bukan cuma sekadar perangsang saraf kejut. Bukan cuma adegan setan serem muncul tiba-tiba. Bagian ini cuma bisa dipahami kalau sudah nonton.


Sebenernya selain mengulas tentang isi film ini, ada dua hal lagi yang mau gw kritisi.

Pertama, sebegitu dominankah Hollywood dalam dunia perfilman, sampai-sampai film sebagus ini tidak bisa bertahan lama di bioskop. Waktu tahun 2008, tahun ketika film ini dirilis, gw juga sempet tertarik banget sama poster film ini, sampe-sampe gw tiap hari liat koran cuma buat ngecek filmnya masih diputer ato ngga. Begitu kecewanya gw, ketika gw tahu film ini cuma seminggu-dua minggu bertahan di pasaran.

Kedua, tentang perfilman Indonesia. Gw sering banget liatin perkembangan film-film di Indonesia, dan sayangnya, yang gw temuin sebagian besar tentang seks dan horor, yang juga dicampur masalah seks, contohnya "Suster Keramas"-lah, dll... Kayak ngga ada genre lain, gitu... Memang sudah mulai ada 3-4 film yang bagus, tapi bisa dihitung pake jari tangan. Mungkin sudah saatnya perfilman Indonesia beranjak dari film horor gak jelas ke film horor smart, yang ngga cuma memberdirikan bulu kuduk, tapi juga memiliki alur yang unik dan bermakna...

No comments:

Post a Comment